Cara belajar efektif setiap orang sangatlah berbeda-beda. Cara belajar yang menyenangkan bagi sebagian orang pun juga berbeda-beda. Ada yang merasa efektif belajar sambil mendengarkan lagu-lagu kesayangan baik dari radio atau walkman. Ada pula yang merasa efektif belajar sambil ngemil makanan ringan. Namun ada pula yang efektif belajar tanpa ada suara apapun atau kesibukan apapun, jadi harus konsentarasi penuh dalam suasana sunyi dan tenang.
Bagaimana pendapat Anda jika melakukan belajar sambil tidur? Saya percaya sebagian besar pengunjung blog ini tentu tidak sependapat/setuju jika sambil tidur proses belajar bisa efektif. Dan apabila hal itu dilakukan di dalam kelas, wah tentu ini termasuk cara belajar yang aneh!
Fakta : Di zaman yunani dan mesir kuno metode belajar sambil tidur di gunakan para pendeta untuk mempercepat kemampuan bagi calon biarawati, tehnik penyembuhan, dan menyelesaikan problem hidup bagi orang-orang yang meminta pertolongan, hal ini di lakukan di sebuah kuil dengan membisikkan pesan-pesan tertentu di waktu mereka tidur.
Namun Anda jangan terburu-buru memberikan terlebih dahulu, karena menurut penelitian ilmuwan di Northwestern University bahwa belajar sambil tidur ternyata sangatlah efektif. Setidaknya itu menurut pendapat mereka. Seberapa efektifkah belajar sambil tidur/tidur sambil belajar itu?

Para ilmuwan kini makin memusatkan perhatiannya pada kemampuan indra dalam meningkatkan memori saat kita tidur. Beberapa tahun lalu, para ilmuwan melaporkan bahwa aroma wewangian saat tidur bisa meningkatkan kemampuan otak dalam menyimpan memori baru.
Studi terkini yang dilakukan para ahli menemukan bahwa suara yang diperdengarkan saat kita tidur memiliki dampak yang serupa dengan wewangian. (Aroma Terapi)
Dalam riset yang dilakukan John. D.Rudoy dari Northwestern University diketahui para responden penelitian yang diperdengarkan suara saat tidur memiliki daya ingat lebih baik terhadap memori baru, meski para responden tidak ingat suara apa yang mereka dengar.
“Kita tahu bahwa sistem memori lebih aktif saat kita tidur dan pada saat ini memori bisa diperkuat bila distimulasi,” kata Rudoy yang hasil risetnya dipublikasikan dalam jurnal Science.
Meski demikian, Rudoy tidak ingin terburu-buru menyimpulkan bahwa hasil riset ini menunjukkan bahwa stimulasi indra saat tidur lebih baik dalam proses belajar ketimbang saat kita terjaga.
Penelitian lebih lanjut memang masih diperlukan untuk memahami kaitan antara fungsi kognitif dengan rangsangan indra saat tidur. Perlu dikaji pula apakah sistem belajar saat tidur lebih efektif untuk mengingat dibanding dengan cara tradisional, yakni saat kita terjaga.
Menurut Howard Eichenbaum, Ph.D, ketua Center for Memory and Brain, dari Boston, mengatakan saat manusia tidur, otak akan menyusun kembali stimulus yang diterima menjadi memori dan suara atau bebunyian yang diperdengarkan mungkin memicu ingatan tertentu sehingga kita jadi lebih mudah mengingatnya. 
Apapun hasil penelitian para intelektual tersebut tetap kita hargai, namun karena baru tahap penelitian dan belum sepenuhnya dapat diterima oleh berbagai disiplin keilmuannya secara umum, maka akan lebih bijaksana apabila kita jangan terlalu cepat menerima hasil penelitian tersebut, apalagi untuk mempraktikkannya di sekolah-sekolah kita. Karena saya percaya siswa-siswi di sekolah kita belum siap untuk diajak belajar dengan cara seperti itu. Apabila tetap dipaksakan tentu hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Entah kalau setelah 50 atau 100 tahun ke depan.
Sumber : KOMPAS.com



Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.